Profil

Foto saya
Adiannangka,Sidikalang, sumatera utara, Indonesia
More than less i am kidness

welcome

Get Gifs at CodemySpace.com

Adjectival phrase

Adjectival phrase

The term adjectival phrase, adjective phrase, or sometimes phrasal adjective may refer to any one of three types of grammatical phrase.In syntax, the term adjectival phrase or adjective phrase refers to a phrase built upon an adjective, which functions as the head of that phrase. For example, the phrase much quicker than I is based on the adjective 'quick', and the phrase fond of animals is based on the adjective 'fond'. Such phrases may be used predicatively, as in They are much quicker than I (≈ they are quick) or they are fond of animals (≈ they are fond). When used attributively within a noun phrase, complex adjectival phrases tend to occur after the noun: I found a typist much quicker than I (compare I found a quick typist, where a simple adjective occurs before the noun). The words modifying the head adjective may be adverbs (much quicker, very pretty), prepositional phrases (fond of animals, happy about the news), or subordinate clauses (happy that you came). [1]
A different use of the term is for a phrase that modifies a noun as an adjective would, even if it does not contain or is not based on an adjective. These may be more precisely distinguished as phrasal noun modifiers. For example, in Mr Clinton is a man of wealth, the prepositional phrase of wealth modifies a man the way an adjective would, and it could be reworded with an adjective as Mr Clinton is a wealthy man. Similarly, that boy is friendless (an adjective friendless modifies the noun boy) and that boy is without a friend (a prepositional phrase without a friend modifies boy).
Under some definitions the term is only used for phrases in attributive position, within the noun phrase they modify. These may be more precisely distinguished as phrasal attributives or attributive phrases. This definition is commonly used in English style guides for writing, because attributive phrases are typically hyphenated, whereas predicative phrases generally are not, despite both modifying a noun. Compare a light-blue purse and a purse which is light blue; without the hyphen, a light blue purse would be read as a light purse which is blue – that is, without 'light blue' being understood as a unit. Only a light-blue purse would be considered to contain an adjectival phrase under this definition, although under the syntactic definition a purse which is light blue contains an adjectival phrase as well.
Although the purse example is based on an actual adjective, this is not generally the case: an on-again-off-again relationship contains no adjectives, for example, and so is not an adjectival phrase under the syntactic definition. The hyphenation conventions apply regardless: in a curious out-of-the-way place the prepositional phrase out of the way is hyphenated, as it is attributive (it modifies the noun and is part of the noun phrase), but in the place lies rather out of the way it is not hyphenated, as it is no longer part of the noun phrase.

Questions tag

Questions tag adalah bentuk kalimat tanya yang pola kalimatnya menggunakan kata tanya di akhir kalimat. Kalimat tanya ini biasanya tidak membutuhkan jawaban karena digunakan untuk menanyakan hal-hal yang diyakini benar oleh sang penanya.

Jika pertanyaan yang di gunakan positif, maka "tag" nya negatif
jika pertanyaan yang di gunakan negatif maka " tag" nya positif

agar lebih mudah memahami lihat struktur dasar pembentukan question tag di bawah ini :

+
Pernyataan positif,
-
tag negatif?
Snow is white,isn't it?
-
pernyataan negatif,
+
tag positif?
You don't like me,do you?

PENGECUALIAN

I am right, aren't I?aren't I (bukan amn't I)
You have to go, don't you?you (do) have to go...
I have been answering, haven't I?menggunakan kata bantu have
Nothing came in the post, did it?pernyataan menggunakan nothing, nobody etc. tag nya adalah did,do,does, tergantung tenses yang di gunakan
Let's go, shall we?let's = let us
He'd better do it, hadn't he?he had better (no auxiliary)

BEBERAPA CONTOH QUESTIONS TAG

  • But you don't really love her, do you?
  • This will work, won't it?
  • Well, I couldn't help it, could I?
  • But you'll tell me if she calls, won't you?
  • We'd never have known, would we?
  • The weather's bad, isn't it?
  • You won't be late, will you?
  • Nobody knows, do they?

preposition

Preposition(Kata depan ) adalah sebuah kata yang di letakkan di depan "noun( kata benda ) atau pronoun ( kata ganti ). Penggunaan prepostition dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :

A. Preposition yang menunjukkan letak ( position)
Preposition yang menunjukkan letak atau positon antara lain :
- in atau inside
- on
- at
- over
- above
- under
- below
- underneath
- beneath
- near
- close to
- next to
- beside
- alongside
- between
- among
- opposite
- behind

B. PREPOSITION YANG MENUNJUKKAN ARAH ( DIRECTION )
Penggunaan preposition yang di gunakan untuk menunjukkan arah ( direction ) antara lain :

- to & from
- toward ( s )
- away from
- into
- out of
- up & down
- around
- through

C. PREPOSITION YANG DI GUNAKAN UNTUK MENUNJUKKAN WAKTU ( TIME )
Preposition yang di gunakan untuk menunNukkan waktu ( time ) antara lain :
- on
- in
- at
- for
- during
- while
- since
- from ..to ..

karena panjangnya artikel tentang preposition ini, kita akan membahas pada postingan selanjutnya tentang penggunaan preposition dalam kalimat.

Perkambangan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa (Siti Rahayu). Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentu (Langeveld). Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas penggunaannya (Sunarto, 1999). Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009). Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.

1 Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa. Aspek – aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu. Untuk efisiensi waktu, maka penulis membatasi penulisan ini pada perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek moral. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996). Apabila gagal dalam tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya. Maka remaja akan

2  kehilangan arah. Dampaknya remaja akan mengembangkan perilaku menyimpang (telinquent) melakukan kriminalitas atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. Seperti pada kasus Nico Putra, pelajar SMU Swasta di Jl. Ngaglik (Koran Surya, Minggu 23 Nopember 2008). Nico adalah otak penjambretan yang berperan memilih calon mangsa sekaligus pelaksana perampasan tas para korban yang semuanya perempuan. Hereditas atau keturunan serta lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap kasus Nico Putra adalah faktor lingkungan. Lebih spesifik lagi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial teman sebaya atau teman dalam pergaulan. Faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan interpersonal diantara para remaja pada umumnya adalah adanya kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat kepribadian. Berdasarkan hal diatas maka penulis menganalisis dalam judul makalah “Analisis Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA”.

B. Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengetahui : 1. Bagaimanakah deskripsi perkembangan peserta didik fase remaja? 2. Bagaimanakah analisis kasus perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek moral? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek moral?


BAB II PEMBAHASAN MAKALAH

A. Deskripsi Umum Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja 1. Konsep tentang Perkembangan Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati. Seseorang yang mempelajari psikologi perkembangan berarti sedang mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada dua hal yang penting dalam perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) (Dariyo, 2007: 19). Berdasarkan pengertian diatas, penulis merangkaikan pengertian

perkembangan secara umum sebagai suatu proses perubahan menuju kesempurnaan. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kuantitatif dan kualitatif yang terjadi pada individu yang tidak dapat diulang, bersifat progresif teratur dan berlangsung secar bertahap serta terdiri dari beberapa fase (bayi, balita, anak, remaja, dewasa, tua). Adapun tujuan perkembangan adalah pencapaian kemampuan, upaya menjadi orang yang baik secara fisik dan mental. 2. Fase Perkembangan Remaja Karena remaja sulit didefinisikan secara mutlak, maka penulis berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (fisik) sampai saat ia mencapai kematangan seksual serta mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9). Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Pertumbuhan badan menjadi lebih tinggi dan panjang, mulai berfungsinya alat reproduksi (ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki) serta tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh. Secara umum batasan usia remaja adalah sekitar 13 – 21 tahun. Masa remaja menghadapi kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan keberadaan dirinya, sehingga berusaha untuk menarik perhatian dari lingkungan. Diantara remaja yang sukses dan berprestasi ada beberapa remaja yang melewati masa remajanya dengan tidak sukses, dengan kata lain remaja bermasalah. Remaja bermasalah tidak mampu menyaring berbagai pengaruh buruk lingkungan di sekitarnya. Disinilah peran orang tua sebagai pendidik utama perlu mengerti dan memahami proses tumbuh kembang anak remajanya sehingga dapat berperan aktif untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka ke posisi yang harmonis dalam masyarakat menuju puncak kebahagiaan.

Aspek – aspek perubahan pada fase remaja : a. Aspek fisik Meliputi perubahan hormonal : Fungsi reproduksi Ciri seksual sekunder Perubahan fisik (tidak seimbang) Perubahan suara Peningkatan energi

b. Aspek psikologis Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan egosentris. Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa “super” Konflik emosional, suasana hati mudah berubah Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok, suka kebut-kebutan, membual, berpetualang Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi Ketertarikan terhadap lawan jenis Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)

3. Aspek – aspek perkembangan remaja Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. (a) Perkembangan Fisik Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.  Ciri – ciri seks primer : (1) Remaja pria Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20 – 21 tahun. Matangnya organ – organ seks yang memungkinkan remaja pria yang berusia sekitar 14 – 15 tahun mengalami mimpi basah. (2) Remaja wanita Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormonhormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan

perkembangan seks sekunder. Pada usia 11 – 15 tahun, menstruasi pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung.
Ciri – ciri sekunder Berikut ini adalah bagian ciri-ciri seks sekunder pada pria dan wanita. No Wanita 1 Tumbuhnya rambut pubik / kapok halus disekitar kemaluan dan ketiak. 2 Bertambah besarnya buah dada 3 Bertambah besarnya pinggul Pria Tumbuh rambut pubik di sekitar kemaluan dan ketiak Terjadi perubahan suara Tumbuh kumis Tumbuh jakun

Perkembangan Psikis 1. Aspek Intektual Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk

mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
Aspek Sosial Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :  Di Lingkungan Keluarga Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua) Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok  Di Lingkungan Sekolah Bersikap respek dan mentaati peraturan Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah Menjalin persahabatan dengan teman sebaya Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain Berprestasi di sekolah

 Di Lingkungan Masyarakat Respek terhadap hak-hak orang lain Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
Aspek Emosi (Afektif) Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18 – 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi

agresif

(melawan,

keras

kepala,

bertengkar,

berkelahi,

senang

mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan narkoba). 4. Aspek Bahasa Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan

penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan. 5. Aspek Moral Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan

masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan kehendak. 6. Aspek Agama Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan

kualitas keabstrakan Tuhan.

B. Analisis Kasus Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA Aspek Moral Nico Putra adalah siswa SMU Swasta di Jl. Ngaglik Surabaya, usianya 18 tahun dan menjadi otak penjambretan tas di lima lokasi di Surabaya. Dalam aksinya tersebut Nico dibantu oleh temannya yang usianya lebih tua darinya. Mereka adalah Eka Juni Prasetyo, 22 tahun dan Kukuh Yuli Prihartono, 22 tahun. Nico mengaku melakukan aksi kejahatan ini karena ingin dipandang sebagai orang kaya, meski faktanya dia hidup di tengah keluarga pas-pasan. Selain itu Nico juga mengaku ingin membuat senang sang pacar. Berikut ini kutipan pernyataan Nico “Orang tua saya tak mampu turuti semua keinginan saya seperti beli ponsel, pulsa atau sepeda motor, selain itu saya juga ingin membuat senang pacar saya”. Kriminalitas atau kejahatan merupakan tindak kriminal yang dilakukan oleh seseorang baik direncanakan maupun tidak direncanakan. Kejahatan dibagi dalam beberapa jenis golongan. Adapun kejahatan yang dilakukan oleh Nico menurut Capelli (Pengertian Penjahat dan Jenis-Jenisnya. wordpress.com) adalah kejahatan karena faktor sosial dan disebut penjahat kebiasaan, yakni penjahat kesempatan, karena menderita kesulitan ekonomi atau fisik. Dalam melakukan tindakan kejahatan, Nico sadar bahwa tindakan tersebut melanggar hukum. Dia sudah merencanakan serta mempersiapkan kejahatannya dengan teman-temannya. Berikut ini adalah tabel perbandingan aspek moral dengan analisis kasus Nico. Ciri –ciri umum moral remaja  Bisa membedakan baik dan buruk Fakta Penjambretan tas di Hasil Tidak sesuai
Lebih mengenal nilai moral atau konsep lima lokasi moral (kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA Aspek Moral Perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :  Hereditas atau keturunan Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Hereditas diartikan segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimilki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua.

Lingkungan a) Formal : lingkungan sekolah Yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan, membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya. b) Informal : lingkungan keluarga Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem sosial yang terbentuk dalam sistem sosial yang lebih besar (Sudardja Adiwikarta (1988: 6667) dan Salman & Shaffer (1995: 390 – 391)). c) Nonformal : masyarakat dan teman sebaya Peranan masyarakat dan teman sebaya bagi remaja adalah memberikan kesempatan untuk belajar tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain, mengontrol tingkah laku sosial, mengembangkan ketrampilan dan minat yang relevan dengan usianya, saling bertukar perasaan dan masalah. Masyarakat dan teman sebaya mempunyai kontribusi yang sangat positif terhadap kepribadian remaja. Namun disisi lain tidak sedikit remaja yang berperilaku menyimpang, karena pengaruh masyarakat dan teman sebaya. Glueck & Glueck menemukan bahwa 98,4% dari anak-anak nakal adalah akibat pengaruh anak nakal lainnya dan hanya 74% saja dari anak yang tidak nakal berkawan dengan yang nakal (M. Arifin, 1978: 131). Itu artinya pengaruh masyarakat dan teman sebaya sangat dominan terhadap remaja. Seperti yang terjadi dalam kasus Nico, faktor masyarakat dan teman sebaya sangat dominan, dalam hal ini adalah pacar serta dua temannya Eka dan
Yuli. Karena ingin membuat sang pacar senang, maka hal tersebut yang dijadikan alasan oleh Nico untuk melakukan tindak kejahatan. Selain faktor masyarakat dan teman sebaya, alasan ekonomi juga memperkuat tindakan Nico. Menurut Study perbandingan yang telah dilakukan oleh Maccoby dan Meloyd (Sigelman & Shaffer, 1995: 196 – 397) bahwa orang tua kelas bawah atau pekerja cenderung sangat menekankan kepatuhan dan respek terhadap otoritas, lebih restriktif (keras) dan otoriter, kurang memberikan alasan kepada anak dan kurang bersikap hangat dan memberi kasih sayang kepada anak. Orang tua yang mengalami tekanan ekonomi atau perasaan tidak mampu mengatasi masalah finansialnya. Cenderung menjadi depresi dan mengalami konflik keluarga yang akhirnya mempengaruhi masalah remaja, seperti kurang harga diri, prestasi belajar rendah, kurang dapat bergaul dengan teman, mengalami masalah penyesuaian diri karena depresi dan agresi. Berikut ini adalah bagan pengaruh ekonomi terhadap kepribadian remaja:
Penghasilan yang kecil Ayah depresi

Pekerjaan yang tidak stabil

Ekonomi keluarga morat-marit

Konflik Perekonomian

Terabaikannya gizi keluarga dan fungsi orang tua

Remaja berperilaku nakal

Banyak utang

Menganggur

Ibu depresi

D. Dampak Hasil Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA Aspek Moral Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dampak dari perkembangan pada Nico Putra (Nico) adalah :     Tidak diterima oleh lingkungan sekolah ( – ) Diterima oleh lingkungan keluarga ( + ) Tidak diterima oleh lingkungan masyarakat ( – ) Tidak diterima oleh lingkungan teman sebaya ( – )

Tabel Dampak Hasil Perkembangan Pembawaan + Lingkungan Hasil -


Pola dasar dan unsur kalimat bahasa inggris

Pola Dasar dan Unsur Kalimat Bahasa Inggris 

Kalimat dalam bahasa Inggris dapat dibagi menjadi beberapa jenis dan pola, tergantung titik pandang tujuan atau kegunaan praktis yang diinginkan. Untuk tujuan identifikasi dan analisis kalimat dalam usaha memahami artinya, kalimat bahasa Inggris tersebut dikelompokkan menjadi enam pola dasar beserta unsur-unsurnya, yaitu:



          Fungsi
Tipe
Subyek
Predikat
Obyek
Pelengkap
Keterangan
a. S-P
The student
run
b. S-P-O
The student
drinks
milk
c. S-P-Pel
The student
is
a lazy student
d. S-P-Ket
The student
studies
in the library
e. S-P-O-Pel
The student
opened
the door
Quietly
f. S-P-O-Ket
The student
read
the book
at your house



Keenam pola dasar di atas dapat membentuk kalimat-kalimat bahasa Inggris yang kompleks dengan cara menggabungkan, memodifikasi, atau mensubstitusi unsur-unsurnya.  Dari  pada pola dasar di atas dapat dikategorkan  jenis kata atau bangun apa saja yang dapat menduduki posisi Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, dan Keterangan.

Sebagai Subjek
Kata ganti, kata benda / kelompok kata benda, kata kerja+ing (gerund), to infinitive, wh-to infinitive, dan sub klausa benda
Sebagai Predikat
Kata kerja I (+s / es), kata kerja II, to be (is, am, are, was, were), kata kerja bantu (will, can, may, must, have, had)
Sebagai Objek

Sama seperti Subjek

Sebagai Pelengkap
Kata sifat, kelompok preposisi dan yang lain sama seperti Subjek
Sebagai Keterangan
Kata keterangan, kelompok proposisi.
(letak keterangan bisa di awal, tengah atau akhir kalimat)



Bentuk kata kerja dan to be dalam bahasa Inggris berubah mengikuti perubahan waktu terjadinya peristiwa. Bentuk kata kerja yang menunjuk perubahan waktu ini disebut sebagai tenses. Ada enam belas tenses dalam bahasa Inggris, tetapi untuk daily conversation umumnya menggunakan lima tenses sebagai berikut:

  1. Simple present tense

menyatakan sesuatu peristiwa atau kejadian yang terjadi berulang-ulang atau suatu kebiasaan, juga untuk menyatakan suatu kebenaran umum.

  1. Present continuous tense

menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat sekarang (sedang berlaku).

  1. Present perfect tense

menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang dilakukan di waktu lampau tetapi masih ada hubungannya dengan waktu sekarang, atau kejadian yang baru saja dilakukan, tapi waktunya tidak disebutkan.

  1. Simple past tense

menyatakan suatu pekerjaan atau peristiwa di waktu lampau

  1. Simple future tense

menyatakan suatu pekerjaan atau kejadian yang belum terjadi dan akan terjadi di masa yang akan datang.

 

drink milk everyday
Minum
Simple present tense
I am drinking milk now
Sedang minum
Present continuous tense
I have drunk milk since 1999
Telah minum
Present perfect tense
I drank milk  yesterday
Telah minum
Simple past tense
will drink milk tomorrow
Akan minum
Simple future